JURNAL REINHA https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr <p style="text-align: justify;"><strong>Jurnal Reinha</strong> adalah jurnal cetak dan online Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka yang telah memiliki Nomor E-ISSN : 2807-2669 dan P-ISSN : <u>2089-3159 dengan Nomor SK ISSN : 0005.28072669/K.4/SK.ISSN/2021.08</u>. Jurnal ini terbit setiap bulan <strong>Desember dan Juni</strong>. Artikel yang dimuat adalah adalah artikel yang bertemakan Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik, Budaya, Sosiologi, Pastoral, Ekopastoral, Katekese, Kitab Suci, Perkawinan Gereja Katolik, Teologi Katolik, dan juga isu-isu kependidikan secara umum dan merupakan hasil penelitian atau studi pustaka, terutama dari para dosen, alumni dan mahasiswa baik dari lingkungan kampus maupun dari luar kampus STP Reinha.</p> en-US lppmstpreinhalarantuka@gmail.com (Yosep Belen Keban, S.S.,M.,M) aloysiusriberu88@gmail.com (Aloysius S. Riberu, S.T) Tue, 19 Dec 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.2.0.3 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 INKULTURASI PROSESI: USAHA PEWARTAAN INJIL KRISTUS DALAM UNGKAPAN KESALEHAN UMAT https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/232 <p>Saat ini, inkulturasi menjadi tema penting untuk dibicarakan di tengah populernya ungkapan kesalehan umat seperti prosesi. Namun, berbagai usaha inkulturasi yang diusahakan baru menyentuh tahap awal dan belum mencapai tahap inkulturasi mendalam yang sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apa itu inkulturasi dan bagaimana sesungguhnya usaha inkulturasi itu dijalankan, khususnya dalam ungkapan kesalehan umat seperti prosesi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai sumber dari dokumen Gereja, pandangan para Teolog dan mengumpulkan temuan baru yang berkaitan dengan tema inkulturasi. Pembahasan mengenai penelitian ini meliputi, pengertian ikulturasi, pengertian kesalehan umat, inkulturasi kesalehan umat dan refleksi kritis atasnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk menjaga prosesi sebagai ungkapan iman, diperlukan usaha inkulturasi secara mendalam kepada umat beriman mengenai segi-segi teologis, liturgis dan antropologis dari prosesi. Usaha inkulturasi yang benar dan mendalam dari prosesi menjadikannya sebagai tanda sakramentali untuk menerima buah utama sakramen-sakramen.</p> Hendrikus Febrianto Fernandez Copyright (c) 2023 JURNAL REINHA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/232 Tue, 19 Dec 2023 00:00:00 +0000 KRISTOLOGI LOGOS DALAM INJIL YOHANES https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/286 <p>Salah satu tema utama dalam Injil Yohanes adalah kristologinya. Injil Yohanes secara jelas dan tegas berbicara tentang Kristologi Logos, siapa identitas pribadi dan peran Kristus. Tulisan ini hendak menguraikan konteks yang melatarbelakangi Kristologi Logos dalam Injil Yohanes mulai dari siapa penulisnya, asal usul gagasan Logos dan apa maksud Logos dalam Injil Yohanes. Penulis hendak menunjukkan bahwa dalam Injil Yohanes, Yesus itu Logos Allah. Yesus itu pra-eksistensi yaitu bahwa Yesus itu ada sebelum segala makhluk ada. Logos Allah itu menjadi manusia dalam diri Yesus dari Nazaret.</p> Petrus Tukan Copyright (c) 2023 JURNAL REINHA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/286 Tue, 19 Dec 2023 00:00:00 +0000 MENINGKATKAN KEAKTIFAN KEGIATAN SEKAMI MELALUI KOMPETENSI SOSIAL PENYULUH AGAMA KATOLIK https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/220 <p>Kegiatan serikat kepausan anak-anak misioner sering kali dianggap kegiatan yang kurang menyenangkan bagi anak-anak di zaman ini. Banyak sekali anak-anak yang tidak terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini untuk meminimalisirkan tindakan anak-anak yang kurang aktif dalam kegiatan Serikat Kepausan Anak-anak Misioner maka perlunya peran kompetensi sosial seorang penyuluh agama Katolik yang merupakan animator/animatris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan kelompok serikat Kepausan anak-anak Misioner melalui kompetensi sosial penyuluh agama Katolik di Paroki St. Ignasius Waibalun. Lokasi penelitian ini di Paroki St. Ignasius Waibalun Keuskupan Larantuka. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara analisis data Teknik analisis data dalam penelitian dilakukan dengan langkah analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa keaktifan kelompok serikat Kepausan anak-anak Misioner dapat ditingkatkan melalui kompetensi sosial penyuluh agama Katolik di Paroki St. Ignasius Waibalun. untuk itu maka, penyuluh agama Katolik perlunya memahami kompetensi sosial yang dimiliki dan juga anak-anak serikat Kepausan anak-anak Misioner hendaknya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan.</p> Vinsensius Florianus Dalu Sogen, Ferboanus Pleton Irit, Yosep Belen Keban Copyright (c) 2023 JURNAL REINHA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/220 Tue, 19 Dec 2023 00:00:00 +0000 REFLEKSI FILOSOFIS DAN TEOLOGI KEBEBASAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ARMADA RIYANTO https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/281 <p>Fokus tulisan ini ingin menguraikan tentang kebebasan manusia sebagai makhluk peziarah. Maksudnya, bagaimana manusia dalam memahami dan merefleksikan eksistensi dan esensi dalam hidupnya yang bertujuan untuk menyatakan makna eksistensi seseorang sebagai subyektif “aku bertindak”, dalam artian keberadaan seseorang yang mampu menciptakan makna hidup melalui sikap-sikap kemanusiaan seperti peduli, membantu, menolong, dan bertanggung jawab bahkan memampukan diri rela berkorban demi orang lain. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan literatur buku yang menitikberatkan pada tindakan manusia sebagai makhluk rasional dan sensitivitas terhadap kehidupan dan metode konsep filosofis juga digunakan, diungkapkan melalui refleksi pribadi terkait kebebasan manusia dalam berelasi dengan sesamanya serta membahas konsep-konsep filosofis seperti eksistensi manusia, kebebasan, jiwa, tubuh, dan tujuan hidup. Dengan demikian tulisan ini membahas eksistensi manusia dari segi tubuh dan jiwa, menjelaskan dualitas yang ada dalam manusia yang menyoroti kebebasan subyektif, di mana kebebasan dipahami sebagai tanggung jawab yang membutuhkan kesadaran akan nilai moral masing-masing individu. Oleh karena itu, kebebasan manusia ingin menunjukkan pemaknaan hidup dalam relasi dengan sesamanya dengan menyadari tanggung jawab moralnya sebagai suatu landasan mencapai kesempurnaan diri.</p> Damianus Suryo Pranoto Copyright (c) 2023 JURNAL REINHA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/281 Wed, 20 Dec 2023 00:00:00 +0000 REFLEKSI TEOLOGIS MENELADANI RASUL PAULUS DALAM MEWARTAKAN INJIL BAGI KEHIDUPAN GEREJA SINODAL PADA ZAMAN SEKARANG https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/279 <p>Fokus tulisan ini menggali tentang Rasul Paulus menjadi model kehidupan Gereja sinodal pada zaman sekarang. Rasul Paulus salah satu tokoh sangat terpopuler dalam Gereja Katolik di dunia. Sikap dan tindakannya menjadi sorotan bagi segenap Gereja universal karena imannya sangat radikal kepada Kristus yang telah membangkitkan dirinya dari kegelapan dosa. Rasul Paulus ada dan hadir sebagai sarana Yesus Kristus dalam mewartakan keselamatan-Nya kepada umat manusia. Pertobatan Paulus suatu tanda kehidupan baru bagi Gereja universal. Misi pelayanannya tidak dibatasi oleh dinamika ruang dan waktu kepada semua orang. Semangat membara dalam dirinya mewartakan Kristus yang telah mengalahkan maut dari kuasa kegelapan menjadi kebutuhan primer. Tujuan penulisan ini menyadarkan umat beriman bahwa iman rasul Paulus menjadi model dalam kehidupan Gereja yang semestinya dikembangkan serta dihidupi dan dimaknai. Metode penelitian kepustakaan dijadikan sebagai sumber data dalam penulisan ini. Penelitian ini mengatakan kehadiran Paulus bagi hidup manusia menjadi fondasi iman kepercayaan kepada Kristus sebagai pusat keselamatan. Oleh karena itu jadilah umat katolik yang otentik dan kaya akan cinta kasih.</p> Marianus Elki Semit, Armada Riyanto Copyright (c) 2023 JURNAL REINHA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/279 Wed, 20 Dec 2023 00:00:00 +0000