JURNAL REINHA
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr
<p style="text-align: justify;"><strong>Jurnal Reinha</strong> adalah jurnal cetak dan online Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka yang telah memiliki Nomor E-ISSN : 2807-2669 dan P-ISSN : <u>2089-3159 dengan Nomor SK ISSN : 0005.28072669/K.4/SK.ISSN/2021.08</u>. Jurnal ini terbit setiap bulan <strong>Desember dan Juni</strong>. Artikel yang dimuat adalah adalah artikel yang bertemakan Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik, Budaya, Sosiologi, Pastoral, Ekopastoral, Katekese, Kitab Suci, Perkawinan Gereja Katolik, Teologi Katolik, dan juga isu-isu kependidikan secara umum dan merupakan hasil penelitian atau studi pustaka, terutama dari para dosen, alumni dan mahasiswa baik dari lingkungan kampus maupun dari luar kampus STP Reinha.</p>STP Reinha Larantukaen-USJURNAL REINHA2089-3159REFLEKSI FILOSOFIS GELASSENHEIT ATAU KESEDERHANAAN MANUSIA DALAM HUBUNGAN DENGAN ALAM MENURUT PERSPEKTIF MARTIN HEIDEGGER
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/282
<p>Fokus tulisan ini menggali konsep Gelassenheit menurut perspektif Martin Heidegger dalam keterkaitan manusia dengan alam. Heidegger mengartikan Gelassenheit sebuah kesederhanaan atau penyerahan diri yang memuat sikap manusia terhadap alam sebagai suatu eksistensi yang terkait. Buah-buah pemikiran Heidegger mencuat akal budi dan menilik subyek (<em>human being</em>) itu sendiri sebagai Dasein, individu yang memiliki kesadaran eksistensial unik. Dalam konteks ini, Gelassenheit menggambarkan karakter penerimaan, penyerahan, dan keseimbangan antara human being dan nature. Manusia diajak untuk semakin menyadari akan ketergantungannya pada alam itu sendiri, mencari keseimbangan dan mengakui peran penting alam dalam eksistensinya. Kita dapat menggali esensi dari relasi manusia dan alam dalam konsep filosofis menurut Heidegger serta mempertimbangkan implikasinya terhadap kebijakan lingkungan dan etika manusia bagi ekosistem. Tulisan ini menggunakan tinjauan kepustakaan dan pendekatan kualitatif. Temuan dalam tulisan ini bahwa manusia harus semakin menyadari eksistensi dirinya sendiri di dunia ini sebagai makhluk peziarah yang mencari makna dan mengakui alam sebagai sumber kehidupan.</p>Marianus Elki SemitYosep Belen KebanArmada Riyanto
Copyright (c) 2024 JURNAL REINHA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-302024-06-3015111510.56358/ejr.v15i1.282SEJARAH AGAMA KATOLIK MASA RENAISSANCE DAN REVOLUSI PRANCIS: SUATU REFLEKSI FILOSOFIS PERGULATAN IMAN MELAWAN NALAR
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/285
<p>Fokus tulisan mengali sejarah perkembangan Gereja zaman <em>renaisance</em> dan revolusi Prancis. Kedua periode tersebut dikenal zaman pencerahan, abad pencarian kodrat manusia. Masa agama kekristenan mengalami tantangan hebat karena arogansi zaman yang sangat mendewakan akal budi manusia. Mendorong kebebasan berpikir, merupakan cikal bakal lahirnya sekularisasi. Artikel ini bertujuan untuk embuka pencerahan cakrawala ilmu pengetahuan dalam terang iman. Penulis menggunakan metode kualitatif berupa pengumpulan data, studi literatur, <em>literatur review</em>. Temuan artikel ini bahwa antara iman dan akal budi, tidak berbeda haluan namun saling berhubungan. Iman dan akal budi tidak hanya sepasang sayap namun sangat penting bagi satu dengan yang lain. Iman tanpa akal budi, ia beragumen, akan menjurus pada takhayul. Akal budi tanpa iman akan mengarah pada paham nihilisme dan relativisme. Kekhasan tulisan ini iman Katolik mengalami perkembangan hebat, melakukan pembaharuan signifikan setelah mengalami situasi sulit. Sumbangan tulisan ini menyoroti implikasi luas pertalian ratio-iman dalam pembaharuan hidup konkret komunitas-komunitas beriman umat manusia.</p>Cosmas BuruYohanes Wilson Bei Lena Meo
Copyright (c) 2024 JURNAL REINHA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-302024-06-30151162910.56358/ejr.v15i1.285DIALOG INTERRELIGIUS MENURUT REDEMPTORIS MISSIO ARTIKEL 55-57 DAN SUMBANGANNYA BAGI PRAKSIS HIDUP BERAGAMA UMAT KATOLIK DI INDONESIA
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/320
<p>Fokus studi ini adalah mengkaji terkait dengan dialog interreligius dalam <em>Redemptoris Missio</em> artikel 55-57 dan sumbangannya bagi praksis hidup beragama umat Katolik di Indonesia. Bahwasanya, bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki kekayaan baik dari suku, bahasa, kesenian dan agama yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Fakta empiris tersebut mengingatkan sekaligus menggarisbawahi bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen. Kekhasan studi ini adalah tema dialog interreligius dalam ensiklik <em>Redemptoris Missio</em> artikel 55-57 yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II dibawa masuk dan dibaca dalam konteks hidup beragama di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa upaya membangun dialog interreligius yang otentik itu ketika orang mampu menghidupi agamanya sesuai dengan karakter dan kebudayaan orang Indonesia yang ramah, peduli, dan bersaudara. Dialog interreligius membuka ruang bagi setiap agama untuk mendialogkan kekhasan dari setiap ajaran dan tradisi. Melalui dialog interreligius setiap orang disadarkan bahwa perbedaan dari setiap agama merupakan suatu keindahan yang patut dirayakan dan dilestarikan. Studi ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan pendekatan <em>library research</em>.</p>Alkuinus Ison BaboAntonius Denny Firmanto
Copyright (c) 2024 JURNAL REINHA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-302024-06-30151304510.56358/ejr.v15i1.320MEDIATISASI TUGAS GEREJA OLEH KAUM SELIBAT: STRATEGI MENUMBUHKAN, MENJAGA DAN MEMPERKUAT IMAN MELALUI MEDIA SOSIAL
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/329
<p>Penelitian ini berbicara mengenai usaha kaum selibat dalam menjaga eksistensi iman melalui media sosial. Hal ini dilakukan kerena melihat banyak dari orang-orang yang percaya telah mengalami penurunan kepercayaan karena globalisasi. Krisis iman adalah kondisi di mana hilangnya kepercayaan yang berakibat pada kriris identitas. Akibatnya orang-orang akan lebih mengikuti pikiran ketimbang hati nurani dan menjadi seorang yang individualis. Kehadiran kaum selibat sebagai orang-orang yang memilih hidup khusus, yaitu tidak menikah atau aseksual untuk kerajaan Allah, berusaha menjalankan tugas pewartan Injil sebagai garda terdepan untuk masalah krisis iman. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk membantu mereka yang bingung memahami ajaran agama di zaman digital. Selain itu tujuan penelitian ini ialah untuk melihat bagaimana kaum selibat dapat memanfaatkan media sosial ini untuk menjaga eksistensi iman banyak orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode studi literatur. Dalam mendukung penulisan, penulis mencari data-data terpercaya berupa jurnal-jurnal di google scholar yang kemudian penulis baca dengan teliti untuk mencari kesesuaian data dengan topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial sungguh membantu kaum selibat dalam menjalankan tugas pewartaan. Pewartaan seperti katekese, pendalaman iman dan promosi panggilan melalui aplikasi YouTube, Zoom, dan Tik-Tok menunjukkan keberhasilan kaum selibat dalam menjawab tantangan zaman untuk menjaga eksistensi iman.</p>Sergius HendiF.X. Eko Armada Riyanto
Copyright (c) 2024 JURNAL REINHA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-302024-06-30151465810.56358/ejr.v15i1.329PENGHORMATAN KEPADA“INA LEFA” DALAM BUDAYA LAMALERA SEBUAH PANDANGAN TEOLOGIS DAN ETIKA DALAM ENSIKLIK LAUDATO SI
https://jurnal.stpreinha.ac.id/index.php/e-jr/article/view/333
<p>Ensiklik <em>Laudato Si</em> oleh Paus Fransiskus menekankan pentingnya menjaga dan menghormati lingkungan alam sebagai bagian dari tanggung jawab manusia. Penelitian ini mengaitkan pandangan masyarakat Lamalera tentang laut sebagai <em>Ina Lefa</em> dengan nilai-nilai Teologis dan Etika yang terdapat dalam Ensiklik <em>Laudato Si</em>. Penelitian ini bertujuan untuk membahas pentingnya menghormati laut sebagai <em>Ina Lefa</em> ( ibu laut) dalam kebudayaan Lamalera dari sudut pandang teologis dan etika, dengan merujuk pada Ensiklik <em>Laudato Si</em>. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan mengkaji aneka referensi ilmiah terkait dengan ensiklik Laudato Si dan juga budaya Lamalera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghoramatan laut sebagai <em>Ina Lefa</em> (Ibu Laut) dalam masyarakat Lamalera-Lembata memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai teologis dan etika yang diajarkan dalam Ensiklik <em>Laudato Si</em>. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat Lamalera tentang laut dapat menjadi contoh yang baik dalam menjaga dan menghormati lingkungan alam. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga dan menghormati lingkungan alam, serta menghargai kebudayaan lokal yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan pandangan teologis dan etika. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan alam dan keberlanjutan budaya lokal.</p>Lelu Skolastika
Copyright (c) 2024 JURNAL REINHA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-302024-06-30151597210.56358/ejr.v15i1.333